6 Percobaan Ilmiah Pada Manusia Paling Sadis dan Mengerikan
Seiring perkembangan zaman, para ilmuwan selalu melakukan berbagai percobaan ilmiah yang bertujuan untuk mempermudah hidup umat manusia. Banyak eksperimen dilakukan untuk menghasilkan sebuah terobosan baru di dunia medis, yang akan membantu pengobatan berbagai penyakit yang semakin beragam. Untuk menguji sebuah penemuan baru, para ilmuwan tentu membutuhkan objek yang sesuai, dalam hal ini adalah manusia.
Objek ini biasa dikenal dengan istilah 'kelinci percobaan'. Sejarah mencatatkan beberapa kasus manusia yang dijadikan 'kelinci percobaan' untuk sebuah proyek eksperimen di bidang medis. Sayangnya, peran para 'kelinci percobaan' ini tak disertai dengan jaminan keamanan akan kesehatan dan keselamatan mereka. Walaupun tak bermaksud melukai secara sengaja, banyak manusia yang terpaksa mati sia-sia demi sebuah eksperimen, sehingga membuatnya terlihat mengerikan dan tak layak dilakukan.
Penasaran, apa saja percobaan ilmiah yang berujung mengerikan? Lantas, apa tujuan di balik eksperimen tersebut dan bagaimana hasilnya?
baca juga : Terlahir Cantik, 5 Selebriti Ini Jadi Menyeramkan Pasca Operasi Plastik
Agent Orange
Agent Orange adalah julukan yang diberikan pada herbisida yang digunaka Amerika Serikat pada Perang Vietnam untuk menghancurkan produksi bahan pangan dan pepohonan yang dijadikan sebagai tempat persembunyian musuh. Sayangnya, percobaan ini berakhir pada malapetaka karena Agent Orange memiliki kandungan racun dioxin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penyakit yang diakibatkan oleh paparan dioxin tak kalah mengerikan dibandingkan radiasi nuklir. Para korban akan mati perlahan dengan kondisi mengenaskan. Mirisnya lagi, mayoritas korbannya adalah anak-anak yang lahir cacat. Karena efeknya yang sangat mengerikan penggunaan Agent Orange pun dilarang keras di seluruh dunia.
Radiasi nuklir untuk pasien kanker
Selama periode Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet diam-diam mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu perang kembali meletus. Amerika bahkan melakukan percobaan ekstrim untuk mengetahui efek radiasi nuklir pada manusia. Percobaan yang diprakarsai oleh Dr. Eugene Saenger ini pun berjalan sejak 1961 hingga 1970.
Karena berkaitan dengan nuklir, mereka sadar akan sangat kesulitan untuk mencari orang yang mau menjadi objek. Dengan licik, mereka mengajak penduduk miskin penderita kanker yang rata-rata berkulit hitam. Mereka di iming-imingi akan diobati dengan metode radiasi hanya dalam waktu satu jam dalam sebuah ruangan. Mau tidak mau, orang-orang ini pun mengikuti perintah Dr. Eugene. Efeknya, hampir semua peserta mengalami pusing, mual, muntah, dan hilang nafsu makan. Beberapa lama kemudian seluruh peserta tersebut ditemukan meninggal dunia akibat radiasi nuklir.
Transplantasi kelenjar hewan pada manusia
Pada tahun 1921, beberapa ilmuwan di Jepang melakukan sebuah percobaan ekstrim, yaitu menguji kinerja kelenjar hewan pada manusia. Mereka mengklaim percobaan ini akan menjadi terobosan baru yang mampu menghentikan penuaan pada manusia hingga meningkatkan libido. Intinya,proyek ini bertujuan untuk membuat manusia awet muda dan hidup lebih lama.
Percobaan pun mulai dilakukan pada beberapa orang. Tragis, percobaan ini berujung mengerikan hanya selang beberapa hari sejak kelenjar hewan dipasangkan ke tubuh manusia. Perilaku mereka berubah secara ekstrim dan terlihat seperti kehilangan akal sehatnya. Percobaan ini pun kemudian dihentikan karena efek tak terduga yang sangat mengerikan.
Percobaan sadis pada wanita budak
Pada tahun 1845, seorang ginekolog bernama J.Marion Slims tertarik untuk melakukan percobaan tentang penyakit wanita. karena saat itu perbudakan masih membudaya, Slims mengambil beberapa budah perempuan untuk dijadikan objek penelitian. Ia pun melakukan banyak prosedur operasi pada budak tersebut. Sebanyak 30 orang budak wanita harus menahan sakit yang luar biasa karena operasi tanpa obat bius sekalipun, karena pada masa itu obat bius belum ditemukan.
Parahnya lagi, Slims mengaku tidak merasa bersalah karena menggunakan para budak. Ditambah lagi banyak pihak yang mendukung eksperimen ini dengan dalih untu kepentingan ilmu pengetahuan. Ironis, karena proyek mengerikan inilah J. Marison Slims dikenal sebagai bapak ilmu ginekolog.
Anak miskin jadi kelinci percobaan Tuberculosis
Pada tahun 1908, Amerika dilanda wabah Tuberculosis yang telah membunuh hingga 110.000 penduduk dalam satu tahun. Untuk itu, sebuah rumah sakit anak di Washington DC berinisiatif melakukan percobaan untuk menemukan obat Tuberculosis. Mereka mengambil pasien dari kalangan miskin untuk diinfeksi dan dilakukan berbagai prosedur pengobatan.
Mereka mengklaim hal ini sah-sah saja sebab anak-anak miskin tersebut sudah tak diinginkan oleh orang tuanya. Walau dibiarkan hidup pun, mereka tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Dengan polos anak-anak ini menjadi 'kelinci percobaan' dan mengalami penyiksaan secara tidak langsung. Pada akhirnya, percobaan ini berhasil dan mampu 'menyelamatkan' Amerika dari wabah. Namun tetap saja, metode yang digunakan sangat sadis dan telah melanggar hak asasi manusia.
Gas beracun Uni Soviet
Pada masa Perang Dingin, seperti halnya Amerika, Uni Soviet juga rajin melakukan berbagai eksperimen pembuatan senjata mematikan. Bedanya, Uni Soviet membuat senjata berupa gas beracun yang tak terlihat namun sangat mematikan. Selain itu, gas ini juga tak memiliki aroma dan rasa. Percobaan gas beracun ini dilakukan pada para tawanan Uni Soviet.
Percobaan dimulai dengan memberikan dosis kecil gas beracun pada makanan para tawanan. Tentu saja, para tawanan tak tahu bahwa mereka sedang dijadikan kelinci percobaan. Beberapa saat setelah makan, mereka mulai mengalami pusing dan kejang-kejang dan meninggal hanya dalam waktu 15 menit. Setelah 'sukses' menjadi pembunuh, racun ini dipatenkan dan diberi nama C-2. Untunglah, racun ini tak pernah digunakan dalam perang dan tidak ada dokumentasi apapun tentang penggunaan racun ini.
baca juga : Yuk Kenalan dengan 3 Muslim yang Bekerja di Gedung Putih
Itulah 6 percobaan ilmiah pada manusia paling mengerikan dalam sejarah. Seluruh eksperimen di atas mau tak mau harus diakui sudah melanggar hak asasi manusia yang tak pantas dilakukan. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
Objek ini biasa dikenal dengan istilah 'kelinci percobaan'. Sejarah mencatatkan beberapa kasus manusia yang dijadikan 'kelinci percobaan' untuk sebuah proyek eksperimen di bidang medis. Sayangnya, peran para 'kelinci percobaan' ini tak disertai dengan jaminan keamanan akan kesehatan dan keselamatan mereka. Walaupun tak bermaksud melukai secara sengaja, banyak manusia yang terpaksa mati sia-sia demi sebuah eksperimen, sehingga membuatnya terlihat mengerikan dan tak layak dilakukan.
Penasaran, apa saja percobaan ilmiah yang berujung mengerikan? Lantas, apa tujuan di balik eksperimen tersebut dan bagaimana hasilnya?
baca juga : Terlahir Cantik, 5 Selebriti Ini Jadi Menyeramkan Pasca Operasi Plastik
Agent Orange
Agent Orange adalah julukan yang diberikan pada herbisida yang digunaka Amerika Serikat pada Perang Vietnam untuk menghancurkan produksi bahan pangan dan pepohonan yang dijadikan sebagai tempat persembunyian musuh. Sayangnya, percobaan ini berakhir pada malapetaka karena Agent Orange memiliki kandungan racun dioxin yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Penyakit yang diakibatkan oleh paparan dioxin tak kalah mengerikan dibandingkan radiasi nuklir. Para korban akan mati perlahan dengan kondisi mengenaskan. Mirisnya lagi, mayoritas korbannya adalah anak-anak yang lahir cacat. Karena efeknya yang sangat mengerikan penggunaan Agent Orange pun dilarang keras di seluruh dunia.
Radiasi nuklir untuk pasien kanker
Selama periode Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet diam-diam mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu perang kembali meletus. Amerika bahkan melakukan percobaan ekstrim untuk mengetahui efek radiasi nuklir pada manusia. Percobaan yang diprakarsai oleh Dr. Eugene Saenger ini pun berjalan sejak 1961 hingga 1970.
Karena berkaitan dengan nuklir, mereka sadar akan sangat kesulitan untuk mencari orang yang mau menjadi objek. Dengan licik, mereka mengajak penduduk miskin penderita kanker yang rata-rata berkulit hitam. Mereka di iming-imingi akan diobati dengan metode radiasi hanya dalam waktu satu jam dalam sebuah ruangan. Mau tidak mau, orang-orang ini pun mengikuti perintah Dr. Eugene. Efeknya, hampir semua peserta mengalami pusing, mual, muntah, dan hilang nafsu makan. Beberapa lama kemudian seluruh peserta tersebut ditemukan meninggal dunia akibat radiasi nuklir.
Transplantasi kelenjar hewan pada manusia
Pada tahun 1921, beberapa ilmuwan di Jepang melakukan sebuah percobaan ekstrim, yaitu menguji kinerja kelenjar hewan pada manusia. Mereka mengklaim percobaan ini akan menjadi terobosan baru yang mampu menghentikan penuaan pada manusia hingga meningkatkan libido. Intinya,proyek ini bertujuan untuk membuat manusia awet muda dan hidup lebih lama.
Percobaan pun mulai dilakukan pada beberapa orang. Tragis, percobaan ini berujung mengerikan hanya selang beberapa hari sejak kelenjar hewan dipasangkan ke tubuh manusia. Perilaku mereka berubah secara ekstrim dan terlihat seperti kehilangan akal sehatnya. Percobaan ini pun kemudian dihentikan karena efek tak terduga yang sangat mengerikan.
Percobaan sadis pada wanita budak
Pada tahun 1845, seorang ginekolog bernama J.Marion Slims tertarik untuk melakukan percobaan tentang penyakit wanita. karena saat itu perbudakan masih membudaya, Slims mengambil beberapa budah perempuan untuk dijadikan objek penelitian. Ia pun melakukan banyak prosedur operasi pada budak tersebut. Sebanyak 30 orang budak wanita harus menahan sakit yang luar biasa karena operasi tanpa obat bius sekalipun, karena pada masa itu obat bius belum ditemukan.
Parahnya lagi, Slims mengaku tidak merasa bersalah karena menggunakan para budak. Ditambah lagi banyak pihak yang mendukung eksperimen ini dengan dalih untu kepentingan ilmu pengetahuan. Ironis, karena proyek mengerikan inilah J. Marison Slims dikenal sebagai bapak ilmu ginekolog.
Anak miskin jadi kelinci percobaan Tuberculosis
Pada tahun 1908, Amerika dilanda wabah Tuberculosis yang telah membunuh hingga 110.000 penduduk dalam satu tahun. Untuk itu, sebuah rumah sakit anak di Washington DC berinisiatif melakukan percobaan untuk menemukan obat Tuberculosis. Mereka mengambil pasien dari kalangan miskin untuk diinfeksi dan dilakukan berbagai prosedur pengobatan.
Mereka mengklaim hal ini sah-sah saja sebab anak-anak miskin tersebut sudah tak diinginkan oleh orang tuanya. Walau dibiarkan hidup pun, mereka tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Dengan polos anak-anak ini menjadi 'kelinci percobaan' dan mengalami penyiksaan secara tidak langsung. Pada akhirnya, percobaan ini berhasil dan mampu 'menyelamatkan' Amerika dari wabah. Namun tetap saja, metode yang digunakan sangat sadis dan telah melanggar hak asasi manusia.
Gas beracun Uni Soviet
Pada masa Perang Dingin, seperti halnya Amerika, Uni Soviet juga rajin melakukan berbagai eksperimen pembuatan senjata mematikan. Bedanya, Uni Soviet membuat senjata berupa gas beracun yang tak terlihat namun sangat mematikan. Selain itu, gas ini juga tak memiliki aroma dan rasa. Percobaan gas beracun ini dilakukan pada para tawanan Uni Soviet.
Percobaan dimulai dengan memberikan dosis kecil gas beracun pada makanan para tawanan. Tentu saja, para tawanan tak tahu bahwa mereka sedang dijadikan kelinci percobaan. Beberapa saat setelah makan, mereka mulai mengalami pusing dan kejang-kejang dan meninggal hanya dalam waktu 15 menit. Setelah 'sukses' menjadi pembunuh, racun ini dipatenkan dan diberi nama C-2. Untunglah, racun ini tak pernah digunakan dalam perang dan tidak ada dokumentasi apapun tentang penggunaan racun ini.
baca juga : Yuk Kenalan dengan 3 Muslim yang Bekerja di Gedung Putih
Itulah 6 percobaan ilmiah pada manusia paling mengerikan dalam sejarah. Seluruh eksperimen di atas mau tak mau harus diakui sudah melanggar hak asasi manusia yang tak pantas dilakukan. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
6 Percobaan Ilmiah Pada Manusia Paling Sadis dan Mengerikan
Reviewed by Unknown
on
01.43
Rating:
Tidak ada komentar: